Belajar Meta Ads BAB 7 | Scale Up Vs Scale Down

Belajar Meta Ads BAB 7 | Scale Up Vs Scale Down

Hai teman-teman, pernah dengar istilah scaling usaha? Kalau belum, tenang aja, aku bakal jelasin sambil ngobrol santai, oke? Jadi, scaling usaha itu adalah proses menaikkan atau menurunkan skala bisnis kita—termasuk salah satunya biaya iklan. Di sini, kita bakal fokus bahas scaling biaya iklan. Kenapa penting? Karena ekosistem pasar nggak akan selamanya stabil, jadi kita perlu adaptasi.

Contoh gampangnya, kalau kamu jualan kurma, otomatis penjualan bakal laris pas menjelang Ramadan. Nah, di situ kamu perlu scale up. Tapi setelah Ramadan, permintaan bakal turun, jadi kamu harus scale down. Simpel kan?


Apa Itu Scale Up?

Scale up itu intinya menaikkan biaya iklan. Tujuannya? Ya jelas untuk meningkatkan omset dan pendapatan. Tapi jangan asal naik, ada tekniknya. Scale up harus dilakukan kalau iklanmu udah menghasilkan dengan stabil. Jangan sampai momen emas terlewat, ya!

Ada dua cara buat scale up biaya iklan:

  1. Edit Biaya Kampanye:
    Kamu tinggal klik edit pada kampanye yang berjalan, lalu naikkan biaya iklannya.
  2. Duplikasi Kampanye:
    Klik duplicate, lalu buat kampanye baru dengan biaya iklan dua kali lipat.

Mana yang lebih bagus? Dari pengalaman, metode kedua lebih disarankan. Kenapa? Karena kampanye lama yang udah berjalan nggak akan terganggu. Jadi, performanya tetap stabil.


Kapan Harus Scale Up?

Nah, ini penting. Banyak yang bingung kapan waktu tepat buat scale up. Sebenarnya, ini balik lagi ke target kamu sebagai pemilik bisnis. Setiap produk beda kondisinya, jadi nggak ada patokan pasti.

Tapi buat gambaran, kamu bisa ikuti langkah ini:

  1. Tentukan batas maksimal biaya per hasil yang masih menguntungkan. Misalnya, Rp20.000.
  2. Mulai iklan dari Rp200.000 (jangan kecil-kecil, ya, kalau mau serius).
  3. Lihat hasilnya. Kalau performa iklanmu konsisten bagus minimal 3 hari berturut-turut, scale up.
  4. Naikkan biaya iklan dengan cara duplikasi kampanye.
  5. Kalau hasilnya tetap bagus, ulangi lagi langkah ini terus sampai mentok!

Contohnya gini:

  • Biaya iklan Rp200.000, biaya per hasil Rp15.000 selama 3 hari → Scale Up.
  • Biaya iklan Rp400.000, biaya per hasil Rp18.000 selama 3 hari → Scale Up.
  • Biaya iklan Rp800.000, biaya per hasil Rp19.000 selama 3 hari → Scale Up.
  • Tapi kalau biaya iklan Rp1.000.000, biaya per hasil malah naik jadi Rp21.000 → Jangan Scale Up.

Intinya, terus analisis performa iklanmu, jangan gegabah naikkan biaya kalau hasilnya nggak sesuai ekspektasi.


Apa Itu Scale Down?

Kebalikan dari scale up, scale down adalah menurunkan biaya iklan. Biasanya dilakukan kalau hasil iklan sudah di atas batas maksimal yang menguntungkan.

Contoh kasusnya gini:

  • Biaya iklan Rp1.200.000, biaya per hasil Rp25.000 selama lebih dari 3 hari → Scale Down.
  • Setelah scale down ke Rp1.000.000, biaya per hasil turun lagi jadi Rp17.000 selama 3 hari → Jangan Scale Up dulu.

Kalau setelah beberapa kali scale down performa tetap buruk, berarti kamu udah nemu batas optimal biaya iklanmu. Misalnya, di Rp1.000.000 kampanyemu berjalan paling efektif, ya udah, pakai itu.


Tips Penting!

  1. Selalu pantau performa iklanmu minimal 3 hari berturut-turut. Kalau hasilnya stabil, baru ambil keputusan.
  2. Jangan takut eksperimen. Scaling iklan itu butuh proses coba-coba sampai kamu nemu formula terbaik.
  3. Sesuaikan dengan kondisi pasar dan produkmu. Jangan cuma ikut-ikutan patokan orang lain.

Semoga setelah baca ini kamu jadi lebih paham soal scaling iklan, ya. Yuk, mulai praktek! 🚀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like

Media Advertising adalah agensi yang bergerak di bidang outdoor advertising, menyediakan layanan untuk pembuatan dan pemasangan neon box, huruf timbul, dan billboard guna mendukung strategi promosi dan branding perusahaan Anda.

Get In Touch

No. 126, Sidomulyo, Babakbawo, Dukun, Gresik, Jawa Timur.
Admin@mediaadvertising.id
+62 895 0833 3235

Chat WhatsApp
WhatsApp