
Halo! Pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah copywriting, kan? Tugasnya adalah membuat tulisan yang bisa menarik perhatian dan memotivasi orang untuk bertindak. Nah, ternyata ada beberapa formula yang sering dipakai oleh para copywriter untuk bikin pesan lebih efektif. Yuk, kita bahas tiga formula copywriting yang paling populer!
AIDA adalah formula yang sudah cukup dikenal. Begini cara kerjanya:
Buat kamu yang ingin lebih meyakinkan pembaca, ada juga tambahan yang disebut Caution atau Conviction. Ini adalah cara untuk mengatasi keraguan pembaca. Contohnya: “Jika tidak puas, kami memberikan garansi uang kembali 100%.” Dengan begitu, mereka jadi lebih percaya dan siap melakukan tindakan.
Formula ini lebih menekankan pada pemahaman masalah yang dialami target audiens. Begini urutannya:
Formula ini sering digunakan untuk menjelaskan produk secara rinci. Inilah langkah-langkahnya:
Jadi, setiap formula punya cara tersendiri untuk menarik perhatian, mengatasi keraguan, dan mengajak pembaca bertindak. Mau pakai formula yang mana, tergantung pada kebutuhan dan tujuan promosi kamu! Semoga penjelasan ini bisa bantu kamu lebih paham dan mulai menerapkannya, ya!
Selain struktur dan formula, ada aspek penting lain yang sering digunakan dalam copywriting: psychological triggers atau pemicu psikologis. Teknik ini memanfaatkan dorongan emosi untuk menggerakkan pembaca melakukan suatu tindakan. Pada dasarnya, psikologi memegang peran besar dalam menentukan bagaimana audiens bereaksi terhadap pesan yang kita sampaikan. Berikut adalah beberapa psychological triggers yang umum digunakan dalam copywriting:
Kita semua pasti suka penasaran, bukan? Nah, copywriting yang bisa membangkitkan rasa penasaran sangat efektif untuk menarik perhatian. Contohnya, “Rahasia menamatkan buku dalam 30 menit!” Kalimat seperti ini membuat pembaca ingin tahu lebih lanjut tentang cara atau rahasia yang ditawarkan.
Memberikan janji yang meyakinkan bisa meningkatkan ketertarikan pembaca. Misalnya, “Seluruh koleksi perpustakaan, bisa diakses kapanpun dan dimanapun.” Janji seperti ini memberikan gambaran kemudahan yang bisa didapatkan pembaca, yang akhirnya membuat mereka lebih tertarik untuk menggunakan layanan yang ditawarkan.
Pernah dengar istilah FOMO (Fear Of Missing Out)? Salah satu cara terbaik untuk menciptakan FOMO adalah dengan menggunakan social proof. Ini bisa berupa testimoni pelanggan, angka atau statistik yang menunjukkan popularitas produk, atau bahkan ulasan dari orang-orang yang sudah pernah memakai produk atau layanan. Contoh, “Lebih dari 1.000 orang sudah bergabung dengan program ini, dan mereka semua puas!” Dengan menunjukkan bahwa banyak orang sudah memilih produk atau layanan kita, audiens akan merasa lebih yakin dan tidak ingin ketinggalan.
Bagaimana Cara Mendapatkan Testimoni yang Baik?
Halo effect adalah fenomena di mana pengalaman positif seseorang terhadap satu produk atau layanan dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap produk atau layanan lain dalam brand yang sama. Contohnya, jika seseorang puas dengan satu produk dari brand X, mereka akan cenderung percaya pada produk lain dari brand yang sama, meskipun belum pernah mencobanya.
Copywriting yang mengandung elemen pain points atau masalah yang sedang dirasakan pembaca dapat menciptakan efek emosional yang mendalam. Manusia cenderung lebih terhubung dengan cerita yang menggugah emosi mereka. Contoh iklan yang berhasil menggunakan teknik ini bisa dilihat di video seperti ini.
Prinsip resiprositas adalah memberikan sesuatu kepada audiens untuk memicu mereka untuk memberi kembali. Misalnya, kamu bisa memberikan bonus atau imbalan sebagai bagian dari promosi. “Dapatkan seminar kit senilai Rp 250.000 secara gratis!” Ketika audiens merasa mendapatkan sesuatu, mereka lebih cenderung untuk membalasnya dengan melakukan tindakan yang kita inginkan, seperti membeli produk atau mengikuti seminar.
Kelangkaan adalah trik psikologis yang sangat efektif untuk mendorong tindakan cepat. Misalnya, “Hanya tersedia 10 kursi untuk seminar ini!” atau “Promo hanya berlaku sampai akhir bulan!” Kalimat seperti ini membuat audiens merasa mereka akan kehilangan kesempatan jika tidak segera bertindak.
Penggunaan emoji dalam copywriting bisa membuat pesan terlihat lebih hidup dan mudah diingat. Misalnya, dengan menambahkan emoji seperti 🎁 untuk menunjukkan bonus atau 🔥 untuk menunjukkan promo spesial, pesan menjadi lebih menarik dan friendly.
Terkadang, memberi gambaran tentang kerugian yang bisa diterima audiens jika mereka tidak bertindak bisa sangat efektif. Contohnya, “Kuota terbatas! Kalau kamu tidak segera mendaftar, kamu mungkin tidak akan mendapatkan tempat!” Rasa takut kehilangan kesempatan bisa mendorong audiens untuk segera mengambil tindakan.