Hai teman-teman! Kamu pernah nggak sih, punya kesan tertentu terhadap sebuah merk bahkan sebelum mencoba produknya? Misalnya, kalau dengar nama Toyota Avanza, yang langsung kebayang mungkin mobil keluarga yang nyaman dan kualitasnya oke. Tapi kalau Daihatsu Xenia, meskipun mirip, kesannya mungkin lebih ke mobil yang lebih terjangkau tapi fiturnya nggak se-wow Avanza. Nah, kesan seperti itu disebut brand image.
Brand image adalah semua persepsi atau kesan yang muncul di benak konsumen tentang sebuah merk. Ini nggak cuma soal apa yang dilihat, tapi juga apa yang dirasakan, didengar, atau bahkan diceritakan orang lain tentang merk tersebut. Intinya, brand image itu kayak “reputasi” merk kamu di mata konsumen.
Menurut Green dan Keegan (2020), brand image terbentuk dari berbagai pengalaman konsumen. Mulai dari iklan yang mereka lihat, kemasan produk, harga, layanan purnajual, hingga apa yang orang-orang lain katakan tentang merk itu (alias word of mouth). Jadi, brand image ini hasil dari semua informasi yang berhasil nyangkut di pikiran konsumen.
Proses terbentuknya brand image itu seru banget, lho. Awalnya, konsumen mulai punya niat membeli (purchase intention). Nah, di fase ini, mereka bakal mengamati merk yang menarik perhatian mereka. Observasi ini bisa lewat browsing, nonton iklan, baca review, atau bahkan tanya-tanya teman. Semua informasi itu nantinya bakal disimpan di kepala mereka sebagai asosiasi merk (brand associations).
Contohnya, kalau kamu dengar nama McDonald’s, apa yang langsung muncul di pikiran? Mungkin burger, kentang goreng, atau tempat nongkrong santai. Semua itu adalah bagian dari brand image mereka yang udah terbentuk di benak kamu.
Brand image juga jadi senjata ampuh buat membedakan merk kamu dari kompetitor. Misalnya, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Keduanya mirip banget, bahkan sama-sama mobil keluarga. Tapi, kenapa banyak orang lebih milih Avanza? Salah satu alasannya adalah karena brand image Avanza yang lebih kuat, dengan kesan kualitas yang lebih unggul.
Layanan purnajual Toyota juga jadi faktor penting. Avanza dikenal punya waktu tunggu servis yang lebih cepat dan pengalaman bengkel yang lebih nyaman. Hal-hal seperti ini bikin konsumen merasa lebih percaya dan puas. Jadi, nggak heran kalau Avanza punya daya tarik lebih besar dibanding Xenia, meskipun harganya lebih mahal.
Punya brand image yang kuat itu penting banget, lho. Soalnya, brand image adalah hal pertama yang memengaruhi keputusan konsumen. Kalau image kamu positif, konsumen bakal lebih percaya diri buat beli produkmu. Sebaliknya, kalau image-nya negatif, konsumen pasti bakal pikir-pikir dulu, atau malah lari ke kompetitor.
Siapa sih yang nggak mau produknya laris manis di pasaran? Nah, salah satu kunci suksesnya ada di brand image. Kalau konsumen punya kesan positif tentang merk kamu, mereka nggak cuma akan beli sekali, tapi juga bakal terus balik lagi—dan bahkan merekomendasikannya ke orang lain!
Tapi, gimana sih cara membangun brand image yang positif? Yuk, ngobrolin langkah-langkahnya satu per satu!
Bayangin merk kamu kayak seorang teman. Teman yang asik pasti punya tujuan, dong? Begitu juga merk kamu. Misalnya, tujuan merk adalah bikin konsumen merasa lebih percaya diri atau mempermudah hidup mereka. Kalau kamu tahu apa tujuan merk kamu, konsumen juga bakal lebih gampang “nyambung” dan akhirnya memilih produk kamu.
Merk yang kuat itu harus tahu siapa yang diajak ngobrol. Kamu nggak bisa bikin produk yang cocok buat semua orang, jadi fokuslah pada target pasar kamu. Misalnya, kalau kamu jual skincare, targetmu mungkin perempuan usia 20-30 tahun yang peduli sama kesehatan kulit. Nah, sesuaikan gaya komunikasi merk kamu dengan mereka.
Sekarang waktunya kasih “karakter” ke merk kamu! Apa sih yang bikin merk kamu beda dari yang lain? Apakah karena produknya berkualitas premium, ramah lingkungan, atau mungkin punya kesan fun dan friendly? Identitas ini penting supaya merk kamu mudah diingat dan punya daya tarik khusus di mata konsumen.
Coba pikir, kenapa konsumen harus memilih produk kamu? Fokus pada manfaat apa yang mereka dapatkan. Kalau kamu jual sepatu, manfaatnya mungkin bisa bikin kaki nyaman seharian. Atau kalau kamu jual gadget, manfaatnya bisa bikin hidup lebih efisien. Konsumen suka sesuatu yang memberi nilai tambah, jadi tunjukkan manfaat merk kamu dengan jelas.
Ini dia langkah penting: bikin merk kamu beda dari kompetitor. Misalnya, apa yang bikin produk kamu lebih unggul? Apakah kualitas bahan, desain yang unik, atau layanan purnajual yang memuaskan? Kalau kamu bisa menjawab pertanyaan ini, konsumen juga akan punya alasan untuk memilih merk kamu dibandingkan yang lain.
Terakhir, jangan lupa soal elemen visual dan verbal merk kamu. Nama, slogan, logo, hingga warna yang kamu pilih semuanya harus selaras dengan identitas merk. Kalau merk kamu fokus ke produk yang elegan, pastikan elemen-elemen ini juga memancarkan kesan elegan. Contohnya, warna emas atau hitam bisa banget bikin merk kelihatan premium.
Brand image itu ibarat wajah merk kamu—apa yang orang lain lihat dan rasakan tentang kamu. Jadi, jaga baik-baik, ya! Kalau konsumen punya kesan yang positif, produk kamu nggak cuma dikenal, tapi juga diingat dan dipilih. Semangat bangun brand image yang keren! 😊