
Halo! Pernah nggak sih kamu ngerasa seperti “dimengerti” oleh teknologi? Misalnya, chatbot yang jawabannya bikin kamu ngerasa didengar, atau iklan yang muncul seolah tahu apa yang lagi kamu rasakan? Kalau pernah, kemungkinan besar kamu baru saja bertemu dengan Feeling AI.
Feeling AI adalah jenis kecerdasan buatan yang fokus pada satu hal: memahami dan merespons emosi manusia. Yuk, kita bahas kenapa Feeling AI ini seru, dan gimana dia bisa bikin pemasaran lebih dekat dan personal.
Bayangin kamu ngobrol sama chatbot yang nggak cuma ngerti kata-kata kamu, tapi juga mood kamu. Atau, kamu lagi nonton iklan yang dibuat berdasarkan analisis ekspresi wajah kamu waktu lihat versi sebelumnya. Itulah Feeling AI.
Dia dirancang untuk memahami perasaan manusia lewat data emosional, seperti nada suara, ekspresi wajah, atau bahkan cara mengetik. Misalnya:
Feeling AI ini lebih dari sekadar alat pemasaran—dia adalah jembatan antara teknologi dan sisi manusia.
Kalau Mechanical AI kerjaannya otomatisasi dan Thinking AI fokus ke analisis data, Feeling AI punya misi yang lebih emosional. Dia menggunakan teknologi seperti:
Misalnya, perusahaan otomotif seperti Ford bekerja sama dengan Affectiva untuk menciptakan sistem yang bisa membaca emosi pengemudi, membantu menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman dan nyaman.
Sekarang, gimana sih Feeling AI ini bikin pemasaran lebih canggih? Jawabannya: dia membawa emosi ke dalam strategi pemasaran. Berikut beberapa cara Feeling AI bikin gebrakan:
Di dunia pemasaran, relationship is everything. Feeling AI adalah teknologi yang bikin brand terasa lebih “hidup” dan dekat dengan pelanggan. Dengan memahami emosi, brand bisa:
Tentu saja, Feeling AI nggak sempurna. Saat ini, teknologi ini masih bergantung pada Thinking AI untuk menganalisis data emosional. Selain itu, ada juga tantangan etika, seperti privasi dan bagaimana data emosional digunakan.
Tapi, meski begitu, Feeling AI terus berkembang dan menjadi bagian penting dari masa depan pemasaran.
Feeling AI adalah game-changer dalam dunia pemasaran. Dia nggak cuma alat, tapi partner yang bikin brand jadi lebih empati dan relevan. Jadi, kalau kamu mau membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, mungkin ini saatnya ngajak Feeling AI masuk ke strategi pemasaranmu.
Gimana, tertarik? Yuk, diskusi lebih lanjut soal teknologi keren ini di kolom komentar! 😉